Wednesday, 8 July 2015

Leukemia

Setelah hampir berabad-abad (alay hehe) admin nggak ngepost di blog inin lagi, kali ini admin ingin mengepost sedikit hal mengenai penyakit “Leukemia”.
Penyakit leukemia atau yang pada umumnya disebut kanker darah adalah keadaan dimana produksi sel darah putih berlebih dan tidak terkendali sehingga menyebabkan fungsi normal darah menjadi terganggu. Penyakit leukemia ini memiliki beberapa tipe. Sebelum admin membahas tipe dari leukemia, lebih dulu kita singgung perjalanan penyakitnya.

Perjalanan Penyakit
                Leukemia akut ditandai dengan suatu perjalanan penyakit yang sangat cepat, mematikan, dan memburuk. Apabila tidak diobati segera, maka penderita dapat meninggal dalam hitungan minggu bahkan hari. Sedangkan leukemia kronis memiliki perjalanan penyakit yang tiudak begitu cepat sehingga memiliki harapan hidup yang lebih lama, hingga lebih dari satu tahun bahkan ada yang mencapai lima tahun.

Klasifikasi
                Klasifikasi leukemia di bedakan berdasarkan 2 hal, yaitu dengan melihat jenis sel yang ditemukan pada sediaan darah tepi dan berdasarkan pada jumlah leukosit penderita.
1.       Dengan melihat jenis sel yang ditemukan pada sediaan darah tepi leukemia dapat dibedakan menjadi, leukemia limfositik dan leukemia mielositik. Leukemia limfositik adalah keadaan ketika leukemia memengaruhi limfosit atau sel limfoid. Sedangkan leukemia mielositik terjadi ketika leukemia memengaruhi sel mieloid seperti neutrfil, basofil, dan eosinofil.
2.       Dilihat dari jumlah leukosit, leukemia dibedakan menjadi leukemia leukemik, leukemia subleukemik, dan leukemia aleukemik.
a.       Leukemia leukemik, terjadi apabila jumlah leukosit di dalam darah lebih dari normal dan terdapat sel-sel yang abnormal.
b.      Leukemia subleukemik, terjadi bila jumlah leukosit di dalam  darah kurang dari normal dan terdapat sel-sel yang abnormal.
c.       Leukemia aleukemik, terjadi saat jumlah leukosit di dalam darah kurang dari normal dan tidak terdapat sel-sel yang abnormal.
Dengan menggabungkan kedua klasifikasi tersebut di atas, maka leukemia dapat dibagi menjadi :
a.       Leukemia limfositik akut (LLA) merupakan tipe leukemia paling sering terjadi pada anak-anak. Penyakit ini juga terdapat pada dewasa yang terutama telah berumur 65 tahun atau lebih
b.      Leukemia mielositik akut (LMA) lebih sering terjadi pada dewasa daripada anak-anak.Tipe ini dahulunya disebut leukemia nonlimfositik akut.
c.       Leukemia limfositik kronis (LLK) sering diderita oleh orang dewasa yang berumur lebih dari 55 tahun. Kadang-kadang juga diderita oleh dewasa muda, dan hampir tidak ada pada anak-anak
d.      Leukemia mielositik kronis (LMK) sering terjadi pada orang dewasa. Dapat juga terjadi pada anak-anak, namun sangat sedikit
Tipe yang sering diderita orang dewasa adalah LMA dan LLK, sedangkan LLA sering terjadi pada anak-anak.
Etiologi
                Penyebab leukemia belum diketahui secara pasti, namun diketahui beberapa faktor yang dapat memengaruhi frekuensi leukemia, seperti:
1.       Radiasi
Radiasi dapat meningkatkan frekuensi LMA dan LMA. Tidak ada laporan mengenai hubungan antara radiasi dengan LLK. Beberapa laporan yang mendukung:
a.       Para pegawai radiologi lebih sering menderita leukemia
b.      Penderita dengan radioterapi lebih sering menderita leukemia
c.       Leukemia ditemukan pada korban hidup kejadian bom atom Hiroshima dan NagasakiJepang

2.       Faktor leukemogenik
Terdapat beberapa zat kimia yang telah diidentifikasi dapat memengaruhi frekuensi leukemia:
a.       Racun lingkungan seperti benzena
b.      Bahan kimia industri seperti insektisida
c.       Obat untuk kemoterapi

3.       Epidemiologi
a.       Di Afrika, 10-20% penderita LMA memiliki kloroma di sekitar orbita mata
b.      Di KenyaTiongkok, dan India, LMK mengenai penderita berumur 20-40 tahun
c.       Pada orang Asia Timur dan India Timur jarang ditemui LLK.

4.       Herediter
Penderita sindrom Down memiliki insidensi leukemia akut 20 kali lebih besar dari orang normal.

5.       Virus
Virus dapat menyebabkan leukemia seperti retrovirus, virus leukemia feline, HTLV-1 pada dewasa.

Gejala
a.       Anemia
Yang tampak jelas adalah muka berwarna pucat pasi, pusing, jantung berdebar, dan lain-lain.

b.      Demam 
Demam atau panas yang kadang timbul kadang membaik, suhu tubuh umumnya sekitar 37,5 – 40 atau bahkan lebih tinggi.

c.       Pendarahan
Pendarahan umumnya terjadi pada beberapa bagian tubuh, seperti rongga hidung, rongga mulut, gusi, dan bagian lainnya.

d.      Kelenjar getah bening
Pembesaran kelenjar getah bening di seluruh tubuh, umumnya lebih ditemui pada pasien leukimia limfoblastik akut.

e.      Pembesaran liver dan limpa
50% dari pasien leukimia umumnya mengalami pembesaran pada liver serta limpa, namun paling sering ditemui pada pasien leukimia limfoblastik akut.
f.        Infeksi system syaraf
Arachnoid, meninges (selaput otak) dll terjadi infiltrasi leukosit, mengakibatkan tekanan intrakranial meningkat dan kelumpuhan anggota tubuh.
Selain gejala gejala diatas dapat pula kita ketahui beberapa gejala-gejala lainnya
Ketika sel kanker infiltrasi ke bagian lain dari saluran pernapasan, pencernaan, dan sistem urogenital akan terkena efusi pleura, dan gejala disfungsi pencernaan dan proteinuria.

Penyembuhan
Sebagian besar bentuk leukemia diobati dengan obat farmasi, biasanya digabungkan ke dalam sejenis kemoterapi obat-obatan multi. Bisa juga diobati dengan terapi radiasi. Dalam beberapa kasus, pencangkokan sumsum tulang juga dapat menyembuhkan leukimia. Bunga dan daun tapak dara juga berpotensi menjadi sumber obat untuk leukemia.
Saat ini ada beberapa terapi kanker darah / leukemia yang bisa dilakukan untuk mengurangi dampak dari leukimia. Beberapa diantaranya adalah:

a.     Terapi kemoterapi
Ada beberapa cara di mana pasien mendapatkan penyembuhan melalui pelaksaan kemoterapi, bisa melalui mulut, disuntik pada pembuluh darah balik (intravena), dan disuntik langsung ke cairan cerebrospinal. Akan tetapi seperti sudah diketahui secara umum, terapi kanker darah dengan jalan kemoterapi seringkali menjadi pilihan yang sebenarnya tidak diinginkan oleh kebanyakan pasien. Efek samping yang ditimbulkan pasca kemoterapi malah menjadi beban penderitaan yang lain bagi si pasien.



b.    Terapi Biologi
Terapi biologi digunakan untuk meningkatkan daya tahan tubuh penderita terhadap kanker. Pada umumnya, terapi ini menggunakan media suntik ke pembuluh darah balik. Penanganan terapi biologi berbeda-beda tergantung dengan tipe kanker yang sedang dihadapi. Untuk pasien yang terkena leukemia limfositik kronis, terapi yang cocok digunakan adalah antibodi monoklon. Terapi biologi ini bertujuan untuk meningkatkan sistem kekebalan dengan membunuh sel-sel leukemia. Sedangkan bagi pasien dengan tipe leukemia myelo kronis, terapi yang dilakukan menggunakan suatu bahan bernama interferon. Bahan ini berfungsi untuk memperlambat pertumbuhan se-sel leukemia pada tubuh.


c.      Terapi radiasi

Cara kerja terapi kanker darah / leukimia ini adalah dengan menggunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel kanker. Sebuah alat berukuran cukup besar akan diarahkan ke berbagai bagian tubuh penderita kanker yang memiliki tumpukan sel leukemia seperti limpa, otak dan bagian lainnya. Biasanya cara ini dilakukan sebelum proses transplantasi sumsum tulang.




d.    Transplantasi Sel Induk
Dengan Transplantasi Sel Induk, pasien bisa diobati menggunakan obat berdosis tinggi, radiasi atau bahkan gabungan dari keduanya. Selama ini pemberian dosis obat yang tinggi akan menghancurkan tidak hanya sel leukemia-nya saja, namun juga dengan sel-sel normal yang ada pada sumsum tulang. Kemudian, sel-sel sehat akan ditransfer ke dalam tubuh penderita melalui tabung fleksibel yang dipasang di pembuluh darah balik besar pada bagian dada dan leher pasien. Sel-sel induk dari hasil transplantasi ini akan menghasilkan sel-sel baru yang terus tumbuh. Pasien yang menggunakan Transplantasi Sel Induk diwajibkan untuk menginap di rumah sakit selama beberapa minggu. Hal ini dilakukan agar para petugas medis bisa selalu memantau kondisi pasien dengan baik. Biasanya proses ini berlangsung sampai sel-sel induk berhasil memproduksi sel darah putih dalam jumlah yang normal.



Terapi kanker darah seperti di atas pasti membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Cara tersebut bahkan belum pasti memberikan kesembuhan total kepada pasien. Selain itu, prosesnya pun bisa memberikan rasa yang menyakitkan bagi para penderita kanker darah. Ada pula efek samping yang terjadi. Para ahli terus melakukan riset untuk menemukan alternatif-alternatif penyembuhan kanker darah / leukimia yang paling efektif, nyaman dan terjangkau masyarakat.
Diantara penemuan pengobatan atau terapi kanker darah yang sangat menggembirakan adalah ditemukannya zat penyembuh sel-sel tubuh manusia yang disebut Xeronine.
“Xeronine adalah zat alkaloid yang relatif kecil yang secara fisiologis aktif dalam kisaran picogram. ( picogram adalah satu per trilliun gram-red). Meski sangat kecil akan tetapi xeronine memiliki aktifitas yang sangat efektif Ini terjadi di hampir semua sel-sel sehat dari tanaman, hewan dan mikroorganisme. Namun, jumlah alkaloid bebas sangat terbatas dan jauh di bawah ambang pengukuran alisa teknik kimia normal” (Heinicke, RM. (2001). The Xeronine System. A New Biological System. Direct Source Publishing)
Penemuan xeronine dimulai dari riset yang dilakukan Dr. R.M Heinicke dari University of Hawai tentang kandungan obat dalam buah “dewa” Tahitian Noni. Meski jumlah xeronine dalam Tahitian Noni hampir sulit di ukur (karena ukuran molekul xeronine sangat kecilnya), hal yang luar biasa ternyata Tahitian Noni adalah herbal alami yang memiliki kandungan “precursor” xeronine paling banyak, precursor ini selanjutnya disebut DR. R.M Heinicke sebagai ProXeronine / Proxeronin. Kandungan inilah yang mampu meransang proses lanjutan dalam sel makhluk hidup sehingga menghasilkan xeronine.


Daftar Pustaka

No comments:

Post a Comment

Total Pageviews