Wednesday, 8 July 2015


Sistem Transportasi Manusia
Transportasi ialah proses pengedaran berbagai zat yang diperlukan ke seluruh tubuh dan pengambilan zat-zat yang tidak diperlukan untuk dikeluarkan dari tubuh.
Alat transportasi pada manusia terutama adalah darah. Di dalam tubuh darah beredar dengan bantuan alat peredaran darah yaitu jantung dan pembuluh darah.
Selain peredaran darah, pada manusia terdapat juga peredaran limfe (getah bening) dan yang diedarkan melalui pembuluh limfe.
Pada hewan alat transpornya adalah cairan tubuh, dan pada hewan tingkat tinggi alat transportasinya adalah darah dan bagian-bagiannya. Alat peredaran darah adalah jantung dan pembuluh darah.
1. Darah
Bagian-bagian darah
Sel-sel darah (bagian yg padat)
·         Eritrosit (sel darah merah)
·         Leukosit (sel darah putih)
·         Trombosit (keping darah)

sel-darah
Plasma Darah (bagian yg cair)
·         Serum
·         Fibrinogen
Fungsi Darah
Darah mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Mengedarkan sari makanan ke seluruh tubuh yang dilakukan oleh plasma darah
2. Mengangkut sisa oksidasi dari sel tubuh untuk dikeluarkan dari tubuh yang dilakukan oleh plasma darah, karbon dioksida dikeluarkan melalui paru-paru, urea dikeluarkan melalui ginjal
3. Mengedarkan hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar buntu (endokrin) yang dilakukan oleh plasma darah.
4. Mengangkut oksigen ke seluruh tubuh yang dilakukan oleh sel-sel darah merah
5. Membunuh kuman yang masuk ke dalam tubuh yang dilakukan oleh sel darah putih
6. Menutup luka yang dilakuakn oleh keping-keping darah
7. Menjaga kestabilan suhu tubuh.
2. Jantung

jantung-manusia
Jantung manusia dan hewan mamalia terbagi menjadi 4 ruangan yaitu: bilik kanan, bilik kiri, serambi kanan, serambi kiri. Pada dasarnya sistem transportasi pada manusia dan hewan adalah sama.
3. Pembuluh Darah
Ada 3 macam pembuluh darah yaitu: arteri, vena, dan kapiler (yang merupakan pembuluh darah halus)
Pembuluh Nadi
·         Tempat Agak ke dalam
·         Dinding Pembuluh Tebal, kuat, dan elastis
·         Aliran darah Berasal dari jantung
·         Denyut terasa
·         Katup Hanya disatu tempat dekat jantung
·         Bila ada luka Darah memancar keluar
Pembuluh Vena
1.      Dinding Pembuluh Tipis, tidak elastis
2.      Dekat dengan permukaan tubuh (tipis kebiru-biruan)
3.      Aliran darah Menuju jantung
4.      Denyut tidak terasa
5.      Katup Disepanjang pembuluh
6.      Bila ada luka Darah Tidak memancar
1. Sistem peredaran darah tertutup dan peredaran darah ganda
Dalam keadaan normal darah ada didalam pembuluh darah, ujung arteri bersambung dengan kapiler darah dan kapiler darah bertemu dengan vena terkecil (venula) sehingga darah tetap mengalir dalam pembuluh darah walaupun terjadi pertukaran zat, hal ini disebut sistem peredaran darah tertutup.
Peredaran darah ganda pada manusia, terdiri peredaran darah kecil (jantung –paru-paru – kembali ke jantung) dan peredaran darah besar (jantung – seluruh tubuh dan kembali ke jantung). Peredaran ini melewati jantung sebanyak 2 kali.
5. Getah Bening 
Disamping darah sebagai alat transpor, juga terdapat cairan getah bening. Terbentuknya cairan ini karena darah keluar melalui dinding kapiler dan melalui ruang antarsel kemudian masuk ke pembuluh halus yang dinamakan pembuluh getah bening (limfe)



 GANGGUAN DAN KELAINAN PADA SISTEM PEREDARAN DARAH

1. Anemia
Anemia (kurang darah) dikarenakan kurangnya kadar Hb dalam darah dan jumlah eritrosit berkurang dari ukuran normal (4,2 juta/cc).

2. Varises / Penyakit Otot Nimbul
Yaitu pelebaran pembuluh balik (vena), biasanya terlihat berwarna kebiruan dan sering terdapat pada betis. Penyebabnya adalah aliran darah yang tidak lancar. Ini sering dialami oleh seseorang yang banyak melakukan kegiatan dengan berdiri terus menerus, sehingga darah akan melawan grafitasi sehingga kerja vena semakin berat dan mengakibatkan pembulu vena menjadi molor dan membesar.

3. Hemeroid (ambeien)
Yaitu pembesaran pembuluh balik pada daerah disekitar dubur (anus). Penyebabnya biasanya karena aktivitas mengejan.

4. Arteriosklerosis
Yaitu pengerasan pambuluh nadi karena timbunan/ endapan kapur.

5. Artherosklerosis
Yaitu pengerasan pambuluh nadi karena timbunan/ endapan lemak.

6. Embolus
Yaitu tersumbatnya pembuluh darah arteri menuju ke otak karena benda yang bergerak/ thrombus/ darah yang membeku.

7. Trobus
Yaitu tersumbatnya pembuluh darah karena benda yang tidak bergerak.

8. Hemofili / Hemofilia / Penyakit Darah Sulit Beku
Yaitu kelainan darah sukar membeku karena faktor hereditas/ menurun

9. Leukemia (kanker darah)
Yaitu bertambahnya leukosit secara tak terkendali akibat kanker jaringan penghasil sel-sel darah putih.

10. Erythroblastosis faetalis
Yaitu rusaknya eritrosit pada bayi di dalam kandungan karena ibu aglutinasi dari antibodi ibu, bila ibu bergolongan darah Rh- dan embrio Rh+, terjadi pada kandungan kedua, kandungan pertama Rh+. Ditandai dengan penyakit kuning pada bayi yang baru lahir yaitu seluruh tubuhnya berwarna kuning.
11. Thalasemia
Merupakan anemia akibat rusaknya gen pembentuk Hemoglobin yang bersifat menurun. (faktor genetik) Penyakit ini ditandai dengan bentuk sel darah merah yang tidak beraturan, akibatnya daya ikat terhadap oksigen dan karbon dioksida kurang.

12. Anemia Sel Bulan Sabit (Sick Cell Anemia).
Penyakit ini kelainan sel darah merah yang berbentuk seperti bulan sabit, akibatnya daya ikat terhadap oksigen dan karbon dioksida berkurang. Atau karena eritrosit berbentuk bulan sabit sehingga dapat merusak membrane sel sehingga menjadi rapuh.

13. Anemia pernisiosa ( anemia addison )
Penyakit di mana tubuh tidak mampu menyerap vitamin B - 12.

14. Aneurisma
Penyakit pelebaran pembuluh arteri karena lemahnya dinding otot.

15. Elefantiasis
Penyakit kaki gajah disebabkan karena larva cacing filaria. Larva cacing filaria ini masuk ke dalam darah melalui gigitan nyamuk Culex sp. Larva ini kemudian terbawa dalam peredaran darah. Di dalam pembuluh getah bening (limfa) larva akan menetas menjadi cacing. Cacing-cacing tersebut akan menyumbat saluran limfa dan menyebabkan pecahnya saluran limfa. Cairan limfa yang keluar dari saluran inilah yang akan mengisi jaringan di bagian kaki sehingga kaki menjadi bengkak.

16. Hipertensi / Penyakit Darah Tinggi
Tekanan darah tinggi, yaitu nilai ambang tekanan sistole sekitar 140 -200 mmHg atau lebih, dan nilai ambang tekanan diastole sekitar 90 -110 mmHg atau lebih.

17. Hipotensi / Penyakit Darah Rendah
Tekanan darah rendah, bila tekanan sistole di bawah 100 mmHg.

18. Jantung koroner
Suatu gangguan jantung disebabkan oleh tertimbunnya lemak darah (kolesterol) pada arteri koronaria.

19. Vena-Vena Varicose
Vena-vena Varicose adalah vena-vena yang menonjol, bengkak, warna ungu, seperti tali, yang terlihat tepat dibawah kulit anda, disebabkan oleh klep-klep yang rusak didalam vena-vena . Mereka lebih umum pada wanita-wanita daripada pada pria-pria dan seringkali beredar dalam keluarga-keluarga. Mereka dapat juga disebabkan oleh kehamilan, kelebihan berat badan yang sangat parah atau berdiri untuk periode-periode waktu yang lama.

adalah bekuan darah yang terjadi dalam vena yang dalam.
adalah bekuan darah yang terlepas dari vena dan berjalan ke paru-paru.

22. Chronic venous insufficiency
adalah bukan bekuan darah, namun kondisi yang terjadi ketika klep-klep vena yang rusak atau DVT menyebabkan penumpukan darah dan bengkak pada kaki-kaki untuk waktu yang lama. Jika tidak dikontrol, cairan akan bocor kedalam jaringan-jaringan sekeliling pada pergelangan-pergelangan kaki dan kaki-kaki, dan mungkin akhirnya menyebabkan penguraian kulit dan pemborokan.

23. Lymphedema
adalah penumpukan cairan yang abnormal yang menyebabkan pembengkakan, paling sering pada lengan-lengan atau kaki-kaki. Lymphedema berkembang ketika pembuluh-pembuluh limfa atau nodul-nodul limfa hilang, terganggu, rusak atau diangkat/dikeluarkan. Lymphedema dibagi menjadi 2 yaitu :
v Lymphedema primer
adalah jarang dan disebabkan oleh ketidakhadiran dari pembuluh-pembuluh limfa tertentu saat kelahiran, atau ia mungkin disebabkan oleh kelainan-kelainan pada pembuluh-pembuluh limfa.
v Lymphedema sekunder
tejadi sebagai akibat dari sumbatan/rintangan atau interupsi yang merubah sistim limfa. Lymphedema sekunder dapat berkembang dari infesi, penyakit yang berbahaya, operasi, pembentukan jaringan parut, trauma, deep vein thrombosis (DVT), perawatan radiasi atau perawatan kanker lain.

24. AIDS (acquired immuno defisiency syndrome)
Penyakit ini disebabkan oleh virus HIV AIDS, biasanya terjadi pada orang yang memiliki gaya hidup berganti pasangan serta pengguna jarum suntik untuk obat-obatan terlarang. Sekitar 60% pengguna jarum suntik obat-obatan terlarang terinfeksi virus ini.
AIDS dapat menyebabkan seseorang tidak memiliki system imun. Akibatnya, orang tersebut sangat rentan terhadap serangan penyakit lain.

25. Miokarditis
Penyakit ini diakibatkan radang yang terjadi pada otot jantung.

26. Angina
Angina (angina pektoris) merupakan nyeri dada sementara atau perasaan tertekan, yang terjadi jika otot jantung kekurangan oksigen akibat pembuluh darah yang menyempit. Aktivitas fisik dan emosi, menyebabkan jantung bekerja lebih berat. Jika arteri menyempit atau tersumbat sehingga aliran darah tidak dapat memenuhi kebutuhan jantung akan oksigen, bisa terjadi iskemia dan menyebabkan nyeri.

27. Infark Miokard Akut
Infark miokard adalah kematian otot jantung karena penyumbatan pada arteri koroner. Otot-otot jantung yang tidak tersuplai darah akan mengalami kerusakan atau kematian mendadak.


28. Kardiomiopati
Kardiomiopati adalah kerusakan/gangguan otot jantung sehingga menyebabkan dinding-dinding jantung tidak bergerak sempurna dalam menyedot dan memompa darah. Penderita kardiomiopati seringkali berisiko terkena arritmia dan gagal jantung mendadak. Kardiomiopati masih dibagi lagi jenisnya menjadi kardiomipati kongestif, hipertrofik, restriktif dan peripartum.

29. Arritmia
Arritmia berarti irama jantung tidak normal, yang bisa disebabkan oleh gangguan rangsang dan penghantaran rangsang jantung ringan maupun berat.

30. Gagal Jantung Kongestif.
Gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah secara efektif ke seluruh tubuh. Jantung dikatakan gagal bukan karena berhenti bekerja, namun karena tidak memompa sekuat yang seharusnya. Sebagai dampaknya, darah bisa berbalik ke paru-paru dan bagian tubuh lainnya.

31. Fibrilasi Atrial
Fibrilasi atrial adalah gangguan ritme listik jantung yang mengganggu atrial. Gangguan impuls listrik ini menyebabkan kontraksi otot jantung tidak beraturan dan memompa darah secara tidak efisien. Akibatnya, atrium jantung tidak sepenuhnya mengosongkan darah menuju ke serambi (ventrikel). Fibrilasi atrial biasanya terkait dengan banyak gangguan jantung lainnya, termasuk kardiomiopati,koroner, hipertropi ventrikel, dll. Hipertiroid dan keracunan alkohol juga bisa menyebabkan fibrilasi atrial.

32. Inflamasi Jantung
Inflamasi jantung dapat terjadi pada dinding jantung (miokarditis), selaput yang menyelimuti jantung (perikarditis), atau bagian dalam (endokarditis). Inflamasi jantung dapat disebabkan oleh racun maupun infeksi.

33. Kelainan Katup Jantung
Katup jantung berfungsi mengendalikan arah aliran darah dalam jantung. Kelainan katup jantung yang dapat mengganggu aliran tersebut, antara lain karena pengecilan (stenosis), kebocoran (regurgiasi), atau tidak menutup sempurna (prolapsis). Kelainan katup dapat terjadi sebagai bawaan lahir maupun karena infeksi dan efek samping pengobatan.

34. Stroke
Terjadi jika suplai darah ke otak terhenti akibat dari penyumbatan pembuluh darah di otak atau pecahnya pembuluh darah yang menuju otak.

35.Blue baby
Penyakit ini umumnya hanya terjadi pada bayi, yaitu seluruh tubuhnya berwarna biru. Hal ini disebabkan karena foramen ovale tidak tertutup.

36.Polistemia Sekunder
Memiliki kelainan disebabkan karena eritrosit memiliki jumlah lebih dari normal sehingga memiliki darah yang kental.

37.Trombositopenia
Kelainan yang kekurangan trombosit (<300.000) sehingga darah akan sangat lambat sekali untuk membeku.


Golongan darah

Golongan darah adalah pengklasifikasian darah dari suatu individu berdasarkan ada atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan membran sel darah merah. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah tersebut. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:
·         Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
·         Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif
·         Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.
·         Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif.
Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia, meskipun di beberapa negara seperti Swedia danNorwegia, golongan darah A lebih dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia.
Ilmuwan Austria, Karl Landsteiner, memperoleh penghargaan Nobel dalam bidang Fisiologi dan Kedokteran pada tahun 1930 untuk jasanya menemukan cara penggolongan darah ABO.


Rhesus

Jenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah dengan memanfaatkan faktor Rhesus atau faktor Rh. Nama ini diperoleh dari monyet jenis Rhesus yang diketahui memiliki faktor ini pada tahun 1940 oleh Karl Landsteiner. Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di permukaan sel darah merahnya memiliki golongan darah Rh-. Mereka yang memiliki faktor Rh pada permukaan sel darah merahnya disebut memiliki golongan darah Rh+. Jenis penggolongan ini seringkali digabungkan dengan penggolongan ABO. Golongan darah O+ adalah yang paling umum dijumpai, meskipun pada daerah tertentu golongan A lebih dominan, dan ada pula beberapa daerah dengan 80% populasi dengan golongan darah B.
Kecocokan faktor Rhesus amat penting karena ketidakcocokan golongan. Misalnya donor dengan Rh+ sedangkan resipiennya Rh-) dapat menyebabkan produksi antibodi terhadap antigen Rh(D) yang mengakibatkan hemolisis. Hal ini terutama terjadi pada perempuan yang pada atau di bawah usia melahirkan karena faktor Rh dapat memengaruhi janin pada saat kehamilan.
Kerongkongan bentuknya seperti pipa yang panjangnya pada orang dewasa kira-kira 25 cm. Pangkalnya adalah di leher, di belakang tenggorok, kemudian di daerah dada di belakang  jantung, menembus sekat rongga badan di depan tulang belakang dan bermuara dalam  lambung.
Pengertian Kerongkongan

Kerongkongan berfungsi sebagai jalan bagi makanan yang telah dikunyah dari mulut menuju ke lambung. Pada kerongkongan tidak terjadi proses pencernaan. Bagian pangkal kerongkongan ( faring) berotot lurik dan bekerja secara sadar menurut kehendak kita. Makanan berada di dalam  kerongkongan hanya sekitar enam detik.
Otot kerongkongan dapat  berkontraksi secara bergelombang sehingga mendorong makanan masuk ke dalam lambung. Gerakan kerongkongan ini disebut gerak  peristaltik. Gerak ini terjadi karena  otot yang memanjang dan melingkari dinding kerongkongan secara bergantian. Jadi gerak peristaltic merupakan gerakan kerongkongan untuk mendorong makanan masuk ke dalam  lambung.
Kerongkongan (esophagus) merupakan saluran sempit berbentuk pipa dengan panjang kurang lebih 25 cm yang menghubungkan faring (anak tekak) dengan lambung. Faring merupakan persilangan antara saluran pernapasan dan pencernaan. Supaya makanan tidak masuk ke saluran pernapasan, di pangkal tenggorokan terdapat katup yang disebut epiglotis. Epiglotis akan menutup untuk melindungi saluran pernapasan pada saat menelan makanan.
Dinding kerongkongan mengandung kelenjar yang mengeluarkan musin untuk membasahi jalan makanan. Dinding kerongkongan sebagian besar tersusun oleh otot polos. Kerongkongan berperan mengantarkan makanan dari faring ke lambung. Makanan dalam bentuk gumpalan-gumpalan (bolus) masuk ke lambung dengan gerakan peristaltik (meremas). Gerak ini mendorong gumpalan makanan ke lambung dengan cepat dalam waktu kurang lebih enam detik. Makanan di dalam kerongkongan tidak mengalami pencernaan.
Kerongkongan merupakan saluran panjang (± 25 cm) yang tipis sebagai jalan bolus dari mulut menuju ke lambung. Fungsi kerongkongan ini sebagai jalan bolus dari mulut menuju lambung.
Bagian dalam kerongkongan senantiasa basah oleh cairan yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar yang terdapat pada dinding kerongkongan untuk menjaga agar bolus menjadi basah dan licin. Keadaan ini akan mempermudah bolus bergerak melalui kerongkongan menuju ke lambung. Bergeraknya bolus dari mulut ke lambung melalui kerongkongan disebabkan adanya gerak peristaltik pada otot dinding kerongkongan.


Kerongkongan (Esofagus) Kerongkongan merupakan saluran panjang (± 25 cm) yang tipis sebagai jalan bolus dari mulut menuju ke lambung. Fungsi kerongkongan ini sebagai jalan bolus dari mulut menuju lambung. Bagian dalam kerongkongan senantiasa basah oleh cairan yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar yang terdapat pada dinding kerongkongan untuk menjaga agar bolus menjadi basah dan licin. Keadaan ini akan mempermudah bolus bergerak melalui kerongkongan menuju ke lambung. Bergeraknya bolus dari mulut ke lambung melalui kerongkongan disebabkan adanya gerak peristaltik pada otot dinding kerongkongan. Gerak peristaltik dapat terjadi karena adanya kontraksi otot secara bergantian pada lapisan otot yang tersusun secara memanjang dan melingkar. Proses gerak bolus di dalam kerongkongan menuju lambung Sebelum seseorang mulai makan, bagian belakang mulut (atas) terbuka sebagai jalannya udara dari hidung. Di kerongkongan, epiglotis yang seperti gelambir mengendur sehingga udara masuk ke paru-paru. Ketika makan, makanan dikunyah dan ditelan masuk ke dalam kerongkongan. Sewaktu makanan bergerak menuju kerongkongan, langit-langit lunak beserta jaringan mirip gelambir di bagian belakang mulut (uvula) terangkat ke atas dan menutup saluran hidung. Sementara itu, sewaktu makanan bergerak ke arah tutup trakea, epiglotis akan menutup sehingga makanan tidak masuk trakea dan paru-paru tetapi makanan tetap masuk ke kerongkongan. Kerongkongan / Esofagus Kerongkongan merupakan saluran panjang (± 25 cm) yang tipis sebagai jalan bolus dari mulut menuju ke lambung. Fungsi kerongkongan ini sebagai jalan bolus dari mulut menuju lambung. Bagian dalam kerongkongan senantiasa basah oleh cairan yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar yang terdapat pada dinding kerongkongan untuk menjaga agar bolus menjadi basah dan licin. Keadaan ini akan mempermudah bolus bergerak melalui kerongkongan menuju ke lambung. Bergeraknya bolus dari mulutke lambung melalui kerongkongan disebabkan adanya gerak peristaltik pada otot dinding kerongkongan. Gerak peristaltik dapat terjadi karena adanya kontraksi otot se cara bergantian pada lapisan otot yang tersusun secara me- manjang dan melingkar. Proses gerak bolus di dalam kerongkongan menuju lambung. Sebelum seseorang mulai makan, bagian belakang mulut (atas) terbuka sebagai jalannya udara dari hidung. Di kerongkongan, epiglotis yang seperti gelambir mengendur sehingga udara masuk ke paru-paru. Ketika makan, makanan dikunyah dan ditelan masuk ke dalam kerongkongan. Sewaktu makanan bergerak menuju kerongkongan, langit-langit lunak beserta jaringan mirip gelambir di bagian belakang mulut (uvula) terangkat ke atas dan menutup saluran hidung. Sementara itu, sewaktu makanan bergerak ke arah tutup trakea, epiglotis akan menutup sehingga makanan tidak masuk trakea dan paru-paru tetapi makanan tetap masuk ke kerongkongan. Didalam kerongkongan terdapat faring (pharynx) sebagai penghubung esofagus dengan rongga mulut. Pada beberapa penyakit kronis seperti pada Sirosis Hati, pembuluh darah esofagus bisa mengalami pelebaran yang di sebut varises esofagus. Varises Esofagus adalah kondisi medis yang ditandai dengan penonjolan dan pelebaran abnormal dari vena-vena di dasar esofagus (suatu pipa yang menyalurkan makanan dari tenggorok ke lambung). Hal ini seringkali berhubungan dengan penderita penyakit hati yang menyebabkan perlambatan atau obstruksi aliran darah ke dalam hati. Oleh karena itu, terkumpulnya darah secara berlebihan di dalam vena-vena kecil di dekat hati, seperti di dekat esofagus, menyebabkan pembengkakan. Penderita varises esofagus secara normal tidak menunjukkan gejala kecuali vena-vena tersebut pecah dan menyebabkan perdarahan. Gejala penyakit varises esofagus yaitu : - Adanya darah yang bercampur dengan tinja. - Muntah darah. - Denyut jantung yang cepat. - Pusing. - Dan tinjapun bisa berwarna kehitaman. ESOFAGUS ( KERONGKONGAN ) Merupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan lambung, panjangnya sekitar 25 cm, mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak di bawah lambung. Lapisan dinding dari dalam ke luar; Lapisan selaput lendir(mukosa), lapisan sub mukosa, lapisan otot melingkar sirkuler dan lapisan otot memanjang longitudinal. Osofagus terletak di belakang trakea dan di depan tulang punggung setelah melalui toraks menembus diafragma masuk ke dalam abdomen menyambung dengan lambung. kerongkongan berfungsi sebagai jalan makanan yang telah di kunyah menuju lambung, jadi, pada kerongkongan tidak terjadi proses pencernaan. Otot kerongkongan dapat berkontraksi secara bergelombang sehingga dapat mendorong makanan masuk ke dalam lambung, gerak kerongkongan ini di sebut gerak peristalis. Gerak peristalis merupakan gerak kembang kempis kerongkongan untuk mendorong makanan ke dalam lambung. Makanan di dalam kerongkongan hanya sekitar enam detik. Bagian pangkal kerongkongan ( paring ) berotot lurik, artinya kita menelan makanan jika telah di kunyah sesuai dengan kehendak kita. Akan tetapi, sesudah proses penelanan sehingga mengeluarkan proses. Kerja otot-otot organ pencernaan selanjutnya tidak menurut kehendak kita ( tidak di sadari ). Esofagus Bagan posisi esofagus pada manusia, dilihat dari belakang Esofagus (dari bahasa Yunani: οiσω, oeso - "membawa", dan έφαγον, phagus - "memakan") atau kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui esofagus dengan menggunakan proses peristaltik. Esofagus bertemu dengan faring – yang menghubungkan esofagus dengan rongga mulut – pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histologi, esofagus dibagi menjadi tiga bagian: bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka), bagian tengah (campuran otot rangka dan otot polos), serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot polos). Pada beberapa penyakit kronis seperti pada Sirosis Hati, pembuluh darah esofagus bisa mengalami pelebaran yang di sebut varises esofagus.

Setelah hampir berabad-abad (alay hehe) admin nggak ngepost di blog inin lagi, kali ini admin ingin mengepost sedikit hal mengenai penyakit “Leukemia”.
Penyakit leukemia atau yang pada umumnya disebut kanker darah adalah keadaan dimana produksi sel darah putih berlebih dan tidak terkendali sehingga menyebabkan fungsi normal darah menjadi terganggu. Penyakit leukemia ini memiliki beberapa tipe. Sebelum admin membahas tipe dari leukemia, lebih dulu kita singgung perjalanan penyakitnya.

Perjalanan Penyakit
                Leukemia akut ditandai dengan suatu perjalanan penyakit yang sangat cepat, mematikan, dan memburuk. Apabila tidak diobati segera, maka penderita dapat meninggal dalam hitungan minggu bahkan hari. Sedangkan leukemia kronis memiliki perjalanan penyakit yang tiudak begitu cepat sehingga memiliki harapan hidup yang lebih lama, hingga lebih dari satu tahun bahkan ada yang mencapai lima tahun.

Klasifikasi
                Klasifikasi leukemia di bedakan berdasarkan 2 hal, yaitu dengan melihat jenis sel yang ditemukan pada sediaan darah tepi dan berdasarkan pada jumlah leukosit penderita.
1.       Dengan melihat jenis sel yang ditemukan pada sediaan darah tepi leukemia dapat dibedakan menjadi, leukemia limfositik dan leukemia mielositik. Leukemia limfositik adalah keadaan ketika leukemia memengaruhi limfosit atau sel limfoid. Sedangkan leukemia mielositik terjadi ketika leukemia memengaruhi sel mieloid seperti neutrfil, basofil, dan eosinofil.
2.       Dilihat dari jumlah leukosit, leukemia dibedakan menjadi leukemia leukemik, leukemia subleukemik, dan leukemia aleukemik.
a.       Leukemia leukemik, terjadi apabila jumlah leukosit di dalam darah lebih dari normal dan terdapat sel-sel yang abnormal.
b.      Leukemia subleukemik, terjadi bila jumlah leukosit di dalam  darah kurang dari normal dan terdapat sel-sel yang abnormal.
c.       Leukemia aleukemik, terjadi saat jumlah leukosit di dalam darah kurang dari normal dan tidak terdapat sel-sel yang abnormal.
Dengan menggabungkan kedua klasifikasi tersebut di atas, maka leukemia dapat dibagi menjadi :
a.       Leukemia limfositik akut (LLA) merupakan tipe leukemia paling sering terjadi pada anak-anak. Penyakit ini juga terdapat pada dewasa yang terutama telah berumur 65 tahun atau lebih
b.      Leukemia mielositik akut (LMA) lebih sering terjadi pada dewasa daripada anak-anak.Tipe ini dahulunya disebut leukemia nonlimfositik akut.
c.       Leukemia limfositik kronis (LLK) sering diderita oleh orang dewasa yang berumur lebih dari 55 tahun. Kadang-kadang juga diderita oleh dewasa muda, dan hampir tidak ada pada anak-anak
d.      Leukemia mielositik kronis (LMK) sering terjadi pada orang dewasa. Dapat juga terjadi pada anak-anak, namun sangat sedikit
Tipe yang sering diderita orang dewasa adalah LMA dan LLK, sedangkan LLA sering terjadi pada anak-anak.
Etiologi
                Penyebab leukemia belum diketahui secara pasti, namun diketahui beberapa faktor yang dapat memengaruhi frekuensi leukemia, seperti:
1.       Radiasi
Radiasi dapat meningkatkan frekuensi LMA dan LMA. Tidak ada laporan mengenai hubungan antara radiasi dengan LLK. Beberapa laporan yang mendukung:
a.       Para pegawai radiologi lebih sering menderita leukemia
b.      Penderita dengan radioterapi lebih sering menderita leukemia
c.       Leukemia ditemukan pada korban hidup kejadian bom atom Hiroshima dan NagasakiJepang

2.       Faktor leukemogenik
Terdapat beberapa zat kimia yang telah diidentifikasi dapat memengaruhi frekuensi leukemia:
a.       Racun lingkungan seperti benzena
b.      Bahan kimia industri seperti insektisida
c.       Obat untuk kemoterapi

3.       Epidemiologi
a.       Di Afrika, 10-20% penderita LMA memiliki kloroma di sekitar orbita mata
b.      Di KenyaTiongkok, dan India, LMK mengenai penderita berumur 20-40 tahun
c.       Pada orang Asia Timur dan India Timur jarang ditemui LLK.

4.       Herediter
Penderita sindrom Down memiliki insidensi leukemia akut 20 kali lebih besar dari orang normal.

5.       Virus
Virus dapat menyebabkan leukemia seperti retrovirus, virus leukemia feline, HTLV-1 pada dewasa.

Gejala
a.       Anemia
Yang tampak jelas adalah muka berwarna pucat pasi, pusing, jantung berdebar, dan lain-lain.

b.      Demam 
Demam atau panas yang kadang timbul kadang membaik, suhu tubuh umumnya sekitar 37,5 – 40 atau bahkan lebih tinggi.

c.       Pendarahan
Pendarahan umumnya terjadi pada beberapa bagian tubuh, seperti rongga hidung, rongga mulut, gusi, dan bagian lainnya.

d.      Kelenjar getah bening
Pembesaran kelenjar getah bening di seluruh tubuh, umumnya lebih ditemui pada pasien leukimia limfoblastik akut.

e.      Pembesaran liver dan limpa
50% dari pasien leukimia umumnya mengalami pembesaran pada liver serta limpa, namun paling sering ditemui pada pasien leukimia limfoblastik akut.
f.        Infeksi system syaraf
Arachnoid, meninges (selaput otak) dll terjadi infiltrasi leukosit, mengakibatkan tekanan intrakranial meningkat dan kelumpuhan anggota tubuh.
Selain gejala gejala diatas dapat pula kita ketahui beberapa gejala-gejala lainnya
Ketika sel kanker infiltrasi ke bagian lain dari saluran pernapasan, pencernaan, dan sistem urogenital akan terkena efusi pleura, dan gejala disfungsi pencernaan dan proteinuria.

Penyembuhan
Sebagian besar bentuk leukemia diobati dengan obat farmasi, biasanya digabungkan ke dalam sejenis kemoterapi obat-obatan multi. Bisa juga diobati dengan terapi radiasi. Dalam beberapa kasus, pencangkokan sumsum tulang juga dapat menyembuhkan leukimia. Bunga dan daun tapak dara juga berpotensi menjadi sumber obat untuk leukemia.
Saat ini ada beberapa terapi kanker darah / leukemia yang bisa dilakukan untuk mengurangi dampak dari leukimia. Beberapa diantaranya adalah:

a.     Terapi kemoterapi
Ada beberapa cara di mana pasien mendapatkan penyembuhan melalui pelaksaan kemoterapi, bisa melalui mulut, disuntik pada pembuluh darah balik (intravena), dan disuntik langsung ke cairan cerebrospinal. Akan tetapi seperti sudah diketahui secara umum, terapi kanker darah dengan jalan kemoterapi seringkali menjadi pilihan yang sebenarnya tidak diinginkan oleh kebanyakan pasien. Efek samping yang ditimbulkan pasca kemoterapi malah menjadi beban penderitaan yang lain bagi si pasien.



b.    Terapi Biologi
Terapi biologi digunakan untuk meningkatkan daya tahan tubuh penderita terhadap kanker. Pada umumnya, terapi ini menggunakan media suntik ke pembuluh darah balik. Penanganan terapi biologi berbeda-beda tergantung dengan tipe kanker yang sedang dihadapi. Untuk pasien yang terkena leukemia limfositik kronis, terapi yang cocok digunakan adalah antibodi monoklon. Terapi biologi ini bertujuan untuk meningkatkan sistem kekebalan dengan membunuh sel-sel leukemia. Sedangkan bagi pasien dengan tipe leukemia myelo kronis, terapi yang dilakukan menggunakan suatu bahan bernama interferon. Bahan ini berfungsi untuk memperlambat pertumbuhan se-sel leukemia pada tubuh.


c.      Terapi radiasi

Cara kerja terapi kanker darah / leukimia ini adalah dengan menggunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel kanker. Sebuah alat berukuran cukup besar akan diarahkan ke berbagai bagian tubuh penderita kanker yang memiliki tumpukan sel leukemia seperti limpa, otak dan bagian lainnya. Biasanya cara ini dilakukan sebelum proses transplantasi sumsum tulang.




d.    Transplantasi Sel Induk
Dengan Transplantasi Sel Induk, pasien bisa diobati menggunakan obat berdosis tinggi, radiasi atau bahkan gabungan dari keduanya. Selama ini pemberian dosis obat yang tinggi akan menghancurkan tidak hanya sel leukemia-nya saja, namun juga dengan sel-sel normal yang ada pada sumsum tulang. Kemudian, sel-sel sehat akan ditransfer ke dalam tubuh penderita melalui tabung fleksibel yang dipasang di pembuluh darah balik besar pada bagian dada dan leher pasien. Sel-sel induk dari hasil transplantasi ini akan menghasilkan sel-sel baru yang terus tumbuh. Pasien yang menggunakan Transplantasi Sel Induk diwajibkan untuk menginap di rumah sakit selama beberapa minggu. Hal ini dilakukan agar para petugas medis bisa selalu memantau kondisi pasien dengan baik. Biasanya proses ini berlangsung sampai sel-sel induk berhasil memproduksi sel darah putih dalam jumlah yang normal.



Terapi kanker darah seperti di atas pasti membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Cara tersebut bahkan belum pasti memberikan kesembuhan total kepada pasien. Selain itu, prosesnya pun bisa memberikan rasa yang menyakitkan bagi para penderita kanker darah. Ada pula efek samping yang terjadi. Para ahli terus melakukan riset untuk menemukan alternatif-alternatif penyembuhan kanker darah / leukimia yang paling efektif, nyaman dan terjangkau masyarakat.
Diantara penemuan pengobatan atau terapi kanker darah yang sangat menggembirakan adalah ditemukannya zat penyembuh sel-sel tubuh manusia yang disebut Xeronine.
“Xeronine adalah zat alkaloid yang relatif kecil yang secara fisiologis aktif dalam kisaran picogram. ( picogram adalah satu per trilliun gram-red). Meski sangat kecil akan tetapi xeronine memiliki aktifitas yang sangat efektif Ini terjadi di hampir semua sel-sel sehat dari tanaman, hewan dan mikroorganisme. Namun, jumlah alkaloid bebas sangat terbatas dan jauh di bawah ambang pengukuran alisa teknik kimia normal” (Heinicke, RM. (2001). The Xeronine System. A New Biological System. Direct Source Publishing)
Penemuan xeronine dimulai dari riset yang dilakukan Dr. R.M Heinicke dari University of Hawai tentang kandungan obat dalam buah “dewa” Tahitian Noni. Meski jumlah xeronine dalam Tahitian Noni hampir sulit di ukur (karena ukuran molekul xeronine sangat kecilnya), hal yang luar biasa ternyata Tahitian Noni adalah herbal alami yang memiliki kandungan “precursor” xeronine paling banyak, precursor ini selanjutnya disebut DR. R.M Heinicke sebagai ProXeronine / Proxeronin. Kandungan inilah yang mampu meransang proses lanjutan dalam sel makhluk hidup sehingga menghasilkan xeronine.


Daftar Pustaka

Total Pageviews